Dilansir dai laman forbes.com, sebuah riset dilakukan lembaga penyedia konten bernama Front Row Education telah menemukan adanya peningkatan sebesar 10% untuk penggunaan teknologi di tahun 2016 ini. Dari yang semula hanya digunakan di laboratorium komputer, kini fungsi teknologi dimaksimalkan dalam kurikulum pembelajaran. Bahkan laporan dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan komputer dengan intensitas cukup di sekolah cenderung memiliki hasil pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan mereka yang jarang menggunakan komputer.
Menggunakan Goggle Classroom secara langsung dapat memberikan manfaat besar untuk guru dan murid. Seperti contoh, ketika tugas berbentuk pilihan ganda, guru tidak perlu lagi mengoreksi satu persatu di lembaran kertas, dengan Google Classroom nilai akan otomatis keluar saat itu juga. Selain itu juga membantu menganalisa pembahasan mana yang belum dipahami oleh mayoritas murid sehingga pelajaran yang mayoritas belum dipahami tersebut dapat diulangi dengan cara yang lebih baik.
Sementara manfaat untuk murid yaitu para murid tetap dapat mengikuti kelas meski murid tersebut berhalangan hadir karena sakit atau tidak memungkinkan datang ke sekolah karena alasan tertentu. Tentu saja cara ini memberikan kesempatan luas bagi murid untuk tetap belajar di mana pun.

Kelebihan Google Classroom Dibanding Media Sosial Lainnya :
Memang belum ada penelitian yang membandingkan antara output hasil pembelajaran menggunakan media Google Classroom dengan grup media social lainnya. Namun, selama saya terlibat sebagai peserta dan beberapa kali mengadakan seminar online menggunakan beberapa media social merasa masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dari sisi manajemen kelas, Google Classroom lebih rapi dibanding media social lain. Di Google Classroom ada menu ‘Classwork’ yang akan mengelompokkan file unggahan menjadi dua: file Materi dan file Tugas. Ketika menu ini diklik, maka kita akan disajikan daftar materi dan daftar tugas yang ada di kelas. Uniknya daftar ini bisa terdiri dari beberapa file yang dikelompokkan dalam satu atau beberapa kategori. Misalnya nih kita bikin kategori: Materi Pengenalan WordPress. Dalam satu kategori ini kita bisa isi dengan beberapa file materi. Sehingga tidak bercampur dengan file materi dari kategori yang berbeda.
Hal ini memudahkan identifikasi peserta kelas untuk mengetahui ada berapa materi yang harus dikuasai pada kategori kelas yang diikuti. Sehingga ketika ada siswa susulan, dia dengan mudah menyesuaikan dan tidak harus kehilangan materi yang sudah disampaikan oleh pengajar.
Dalam Google Classroom ada menu ‘To-Do’ yang merupakan daftar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Ketika sang pengajar memberikan tugas, maka otomatis siswa akan mudah menemukan tugas itu di menu ‘To-Do’. Bahkan penugasan yang diberikan bisa diatur batas akhir pengumpulannya. Bagi siswa akan secara otomatis mendapatkan remainder melalui email ketika tugas ini diunggah oleh pengajar, ketika sehari menjelang deadline, dan saat masa penugasan berakhir. Jadi sebagai pengajar tak perlu repot mengingatkan siswa terkait tugas yang diberikan.
Bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas tepat waktu, maka ada catatan pada file penugasannya. Ketika siswa tersebut klik menu ‘To-Do’ dia akan tahu apakah dia telah menyelesaikan tugas yang diberikan atau tidak.

Kekurangan Google Classroom
Di balik keunggulan fitur-fitur yang disediakan oleh Google Classroom, tentu juga ada berbagai kekurangan yang masih dirasakan oleh pengguna sebagai kekurangan aplikasi ini. Meskipun demikian kami yakin perusahaan Google akan terus menyempurnakan sistemnya agar menjadi yang terbaik. Beberapa kekurangan Google Classroom antara lain:
  1. Hanya bisa diakses menggunakan akun google
Sebenarnya sama dengan media social lain, mereka harus log in menggunakan akun yang dibuat di media social tersebut. Namun, di media social biasanya untuk sign in bisa memakai akun email dari platform manapun. Sehingga memungkinkan untuk menerima akses pengguna dari kalangan tak terbatas.
Sedangkan Google Classroom hanya bisa diakses oleh pemilik akun google. Hal ini sebagai syarat mutlak untuk bisa menikmati fitur-fitur yang ada di dalamnya. Sebenarnya sih wajar saja, karena memang Google Classroom ini milik google, tapi risikonya memang hanya bisa diakses oleh kalangan terbatas. Yaitu yang memiliki akun google saja.
  1. Tidak ada tombol ‘Share’ untuk berbagi kegiatan kelas dengan orang lain.
Jika kita sedang menggunakan Google Classroom jangan harap bisa seenaknya share kegiatan kelas yang sedang berlangsung. Karena di Google Classroom tidak disediakan tombol ‘Share’ sebagaimana yang biasa kita temukan di media social. Jadi tidak bisa merekomendasikan orang lain untuk join kelas melalui klik link referral yang di share.
Jadi ketika seseorang ingin join kelas di Google Classroom, dia harus menginformasikan alamat email aktif kepada admin kelas. Kemudian akan di-invite oleh admin melalui menu yang ada di aplikasi Google Classroom. Hal inilah yang kadang membuat susah admin mendapatkan siswa dalam jumlah banyak. Namun, dengan sistem seperti ini justru bisa meminimalkan jumlah siswa yang tidak serius belajar di kelas. Karena hanya pemilik akun google yang masih aktif saja yang bisa di-invite.
  1. Tidak ada tombol ‘Like’ atau indicator yang menunjukkan jumlah audiens yang sudah membaca atau menyukai materi yang dibagikan di kelas.
Melihat fungsinya, sepertinya Google Classroom memang dibuat untuk hal yang lebih serius. Berbeda dengan media social yang fungsinya sekadar untuk berinteraksi dengan pengguna lainnya. Sehingga tidak semua fitur yang sering kita temui di media social ada di Google Classroom. Iya, focus interaksi antar pengguna Google Classroom adalah kegiatan belajar mengajar.

Sumber : link